(HNC) Menyentuh Kearifan Lokal Dayak
Anjungan Kalimantan Barat di TMII didesain untuk merepresentasikan budaya dan tradisi masyarakat setempat. Salah satu daya tarik utama anjungan ini adalah rumah adat yang megah, dikenal sebagai Rumah Panjang atau Rumah Betang. Rumah adat ini merupakan simbol kehidupan bersama suku Dayak, yang terkenal dengan semangat gotong royong dan kebersamaan.
Rumah Panjang memiliki arsitektur yang unik, mencerminkan kehidupan tradisional masyarakat Dayak di Kalimantan Barat. Rumah ini berbentuk memanjang dengan tiang-tiang tinggi sebagai pondasi, melindunginya dari banjir yang sering terjadi di daerah aliran sungai Kalimantan. Struktur ini juga mencerminkan kemampuan masyarakat Dayak dalam beradaptasi dengan lingkungan tropis mereka.
Rumah Panjang di Anjungan Kalimantan Barat dirancang dengan detail yang indah, mengikuti pola aslinya di Kalimantan Barat.Rumah Panjang dibangun di atas tiang-tiang kayu ulin, yang dikenal sebagai "kayu besi" karena kekuatannya. Tiang-tiang ini tidak hanya memberikan stabilitas, tetapi juga melindungi rumah dari ancaman hewan liar dan banjir. Rumah adat ini dihiasi dengan ukiran khas suku Dayak yang sarat makna simbolis. Ukiran tersebut menggambarkan kekayaan budaya, kepercayaan, dan spiritualitas masyarakat Dayak. Rumah Panjang terdiri dari ruangan besar yang digunakan bersama oleh seluruh penghuni. Bagian dalam rumah ini menggambarkan kehidupan komunal yang menjadi inti dari masyarakat Dayak.
Rumah Panjang bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga pusat aktivitas sosial dan budaya. Di dalamnya, keluarga besar suku Dayak tinggal bersama dalam harmoni. Setiap keluarga memiliki ruang sendiri, tetapi mereka berbagi dapur dan ruang berkumpul.
Selain itu, rumah ini sering digunakan untuk upacara adat, seperti pesta Gawai Dayak, yang merupakan bentuk syukur atas hasil panen. Seluruh komunitas berkumpul di Rumah Panjang untuk merayakan kebersamaan melalui tarian, musik, dan makanan tradisional.
Komentar
Posting Komentar